Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berpikir, Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit. Maka, demi si kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarung padi miliknya, dan dengan diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya.Sekarung itu ia anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan keluarganya. Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir, Tidak adil jika kami selalu membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak punya siapa-siapa, tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak mendapatkan hasil lebih daripada aku. Karena itu, setiap subuh, secara diam-diam, ia pun mengambil sekarung padi dari lumbungnya, dan memasukkan ke lumbung milik adik satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah mengurangi beban adiknya, nantinya.
Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung keduanya tak pernah berubah jumlah. Sampai, suatu malam, hujan lebat sehingga si adik memindahkan sekarung berasnya disubuh hari juga ,keduanya bertemu. Di saat itulah mereka sadar, dan saling menangis, berpelukan. Mereka tahu, dalam diam, ada cinta yang sangat dalam yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta, yang justru menjadi perekat cinta, bukan perusak.
Demikianlah jika bersaudara. Demikian juga kita sambil mendoakan kepada sahabat meditasi dan semua kehidupan Semoga Semua Hidup Berbahagia, wayan sumara
Males Baca?
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentar yang santun yaa..